Pertama Saya mengakui kejelian beberapa kristener dalam mencermati Ayat-ayat Alquran, karena memang beginilah seharus nya kita dalam mengkaji Alquran, bukan hanya dibaca-baca bahasa arabnya saja, tanpa mengerti makananya.
Pendapat beberapa kristener adalah pendapat yang setaraf dengan ilmu yang dimilikinya. Kalau beberapa kristener terus belajar lebih dalam dalam memahami Alquran, nanti akan dapat jawaban yang sebenarnya.
Coba perhatikan ayat berikut;
”Kalau sekiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapati pertentangan yang banyak di dalamnya” (QS. An-Nisaa’ : 82).
Sebenarnya, kalau kita mau jujur pada diri sendiri, banyak kita lihat dalam Alquran ayat-ayat yang bertentangan ” bunyinya “. Namun sebenarnya ayat-ayat itu tidaklah bertentangan maknanya, tapi karena ilmu kita untuk memahami Alquran masih dangkal, kita dengan cepat menganggapnya begitu.
Sebenarnya telah dinyatakan dalam Alquan itu bahwa hanya orang-orang yang MENDALAM ILMUNYA saja yang akan yakin kepada kebenaran Alquran.
seperti pada ayat berikut:
Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata : “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Allah Rabb kami”. (QS. Aali Imran : 7).
Kalau boleh saya beri contoh yang lebih jelas adalah;
Adakah beberapa kristenersudah mengetahui makna ayat-ayat yang sering kita temukan dalam Alquran seperti :
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?” (QS. Nuh: 15.)
Mana itu tujuh langit ?, banyak yang bilang itu lapisan atmosfier bumi, jelas ini tidak tepat karena lapisan- lapisan atmosfier bumi itu baru ditemukan sekarang dengan alat technologi modern, bagaimana dengan orang yang 1400 tahun dulu memahami tujuh langit ini ?.
Hanya orang yang mendalam ilmunya yang memahaminya.
Contoh ayat lain.
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan. dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami). (QS. Almu’minun; 17.)
Sekarang, mana itu tujuh jalan, kalau Tuhan memberi kita jalan, kan untuk kita tempuh, jadi kalau kita tak tau mana itu tujuh jalan berarti kita orang yang merugi.
Karena itu sekali lagi saya tekankan kita sebenarnnya BELUM MENYENTUH makna yang sebenar nya dari ayat-ayat Alquran. Kita baru membaca yang tersuratnya dan belum paham yang tersirat.
Kenapa saya bilang bahwa kita BELUM MENYENTUH makna sebenarnya?
Coba perhatikan ayat berikut:
“tidak menyentuhnya (Alquran) kecuali hamba-hamba yang disucikan.” (QS.AL-Waqiah; 79)
Kalau kita mau sedikit berpikir, ayat diatas sebenarnya bukan berarti menyentuh kiatab atau buku Alquran, akan tetapi, menyentuh makna atau hakikat yang terkandung dalam Alquran.
Karena kalau yang dimaksud hanya menyentuh kitab/buku Alquran, maka ayat ini tidak tepat karena pada zaman nabi dulu Alquran ini belum dibukukan, tetapi dihafal oleh para sahabat. Jadi jelas disini kalau kita ingin menyentuh makna sebenarnya dari Alquran, maka kita mesti belajar menyuci diri dulu, tapi bukan hanya dengan berwuduk yang zahir, tetapi yang lebih utama adalah menyuci yang batin.
Sekali lagi HANYA ORANG YANG MENDALAM ILMUNYA YANG PAHAM.
Maka marilah kita sama sama MENGKAJI bukan lagi mengaji tapi MENGKAJI makna tersimpan dalam Alquran.
Mohon ma’af dan Wassalam
NB: Lapangkan dada dan pertajam pikiran dalam mendalami perkara yang penting yaitu perkara selamat dunia sampai akhirat. Jangan cuma ikut ikut, tetapi beramallah dengan ilmu.
0 komentar:
Posting Komentar