This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 27 Oktober 2010

Yesus itu Makhluq

Jika kita belajar ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar, tentu kita akan mengenal ciri-ciri makhluq hidup. Diantara ciri makhluq hidup itu adalah bernafas, bergerak, makan, tanggap terhadap rangsangan, tumbuh dan berkembang, bereproduksi, beradaptasi, memerlukan suhu tertentu, dan mengeluarkan zat sisa.

Lalu bagaimana dengan Yesus? Apakah ia Pencipta ataukah ia hanya ciptaan (makhluq)?

Allah itu esa. Allah Ada sebelum segala makhluq itu ada. Allah ada sebelum kata “sebelum” itu ada. Allah adalah Yang awal. Allah tidak dilahirkan dan tidak melahirkan. Allah tidak dibatasi ruang dan waktu, dan Allah menguasai segala sesuatu. Allah tidak mati. Allah adalah Yang Hidup. Allah tidak butuh makan dan tidak merasa haus.

Sedangkan Yesus itu bukanlah yang unik. Sebelum Yesus, Allah telah menciptakan Adam tanpa ayah dan ibu. Sedangkan Yesus telah Alah ciptakan dan dilahirkan melalui seorang ibu. Yesus juga mengalami masa kecil dan tumbuh menajdi orang dewasa. Yesus makan dan minum. Yesus berada dalam ruang dan waktu. Yesus bernafas. Pada usia 8 hari, kulit kelamin Yesus dikhitan. Semua gambaran tentang Yesus hanya menunjukkan bahwa Yesus itu adalah makhluq hidup, bukan Pencipta.

Jika Yesus dilahirkan sehingga dia disebut Allah Putera, maka jelaslah bahwa ada perbedaan antara Bapa dan Putera. Bapa adalah Yang Terdahulu sedangkan Putera adalah yang terkemudian. Yang terdahulu adalah Pencipta sedangkan yang terkemudian adalah ciptaan. Maka Yesus bukanlah Allah, tetapi makhluq (ciptaan).

Jika Yesus dibatasi oleh ruang dan waktu, maka jelaslah bahwa ada perbedaan antara Allah dan Yesus. Allah adalah Yang Mahabesar dan Menguasai segala sesuatu. Allah Ada sebelum ruang dan waktu itu ada. Sedangkan Yesus adalah yang terkandung dalam ciptaan Allah. Yesus terkandung dalam ruang dan waktu.

Jika Yesus mengalami kematian, jelaslah ada perbedaan antara Allah dengan Yesus. Allah adalah Yang Hidup dan tidak mati, sedangkan Yesus adalah yang mengalami kematian.

Anda tahu apa artinya mati? Berpisahnya roh dari jasad duniawi. Apakah Anda mau menyembah sesuatu yang tidak tunggal? Allah itu Esa, sedangkan Yesus itu terdiri dari beberapa unsur; dan Trinitas terdiri dari 3 Allah, 3 oknum, 3 pribadi, dsb. Apa yang Anda dapati jika Anda membedah tubuh Yesus? Jantung, paru-paru, liver, lambung, darah, dll. Itu menunjukkan bahwa Yesus sendiri tidak tunggal.

Jika Anda menyembah Yesus (roh dan jasad), lalu apa yang akan Anda sembah ketika ketika roh dan jasad Yesus berpisah? Rohnya, jasadnya, atau Anda tidak menyembah bagian apa pun dari Yesus? Dengan kata lain hilanglah salah satu dari tiga.

Jika rohnya yang Anda sembah, lalu bagaimana jika rohnya itu merasuk ke dalam keris, pohon, cacing, harimau, dsb, sebagaimana rohnya itu telah merasuk ke dalam jasad seorang manusia yang dinamai Yesus? Adakah Anda akan menyembah benda atau makhluk itu karena Anda yakin bahwa roh Tuhan merasuk ke dalamnya?

Jika Anda menyembah jasadnya, maka jelaslah Anda menyembah benda mati. Sebenarnya apa yang Anda sembah? Kami menyembah Allah yang kami kenal, sedangkan kalian menyembah allah yang sebenarnya tidak kalian kenal, allah yang misterius.

Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal (Yohanes 4:22)

Berikut adalah petikan dari Arsip dan Dokumentasi Pernyataan Para Perdana Menteri Israel Dari Dulu Dan Sekarang yang diambil dari berbagai sumber medi





Berikut adalah petikan dari Arsip dan Dokumentasi Pernyataan Para Perdana Menteri Israel Dari Dulu Dan Sekarang yang diambil dari berbagai sumber media di seluruh dunia :


David Ben Gurion (Menjabat sebagai Perdana Menteri Israel 1949 – 1954, 1955 – 1963)

"Kita harus mengusir orang-orang Arab dan mengambil tempat mereka." Ben Gurion and the Palestine Arabs, Oxford University Press, 1985.

"Kita harus menggunakan teror, pembunuhan, intimidasi, penyitaan tanah, dan penebangan semua layanan sosial untuk membersihkan ghoyim dari penduduk Arab-nya." Mei 1948, untuk Staf Umum. Dari Ben-Gurion, A Biography, oleh Michael Ben-Zohar, Delacorte, 1978 New York.

"Ada Anti-Semitisme, Nazi, Hitler, Auschwitz, tapi pakah itu kesalahan mereka? Mereka melihat tapi satu hal: kami telah datang dan kita telah mencuri negara mereka. Mengapa mereka menerima itu? " Dikutip oleh Nahum Goldmann di Le Juif Paraddoxe (The Paradox Yahudi), hal. 121-122.

"Desa Yahudi dibangun di tempat desa-desa Arab. Anda bahkan tidak tahu nama desa-desa Arab, dan saya tidak menyalahkan Anda karena buku-buku geografi tidak ada lagi. Tidak hanya buku-buku Arab yang tidak ada, desa-desa Arab juga tak ada lagi di sana. Nahlal muncul di tempat Mahlul; Kibbutz Gvat di tempat Jibta; Kibbutz Sarid di tempat Huneifis; dan Kefar Yehushua di tempat Tal al-Shuman. Tidak ada satu tempat yang dibangun di negeri ini yang tidak memiliki hubungan dengan pemiliknya, penduduk Arab." Dikutip dari The Jewish Paradox, oleh Nahum Goldmann, Weidenfeld dan Nicolson, 1978, hal 99.

"Jangan mengabaikan kebenaran di antara kami sendiri ... politik kami adalah agresor dan mereka membela diri ... Negara ini milik mereka, karena mereka tinggal di situ, sementara kami ingin datang ke sini dan hidup nyaman, dan dalam pandangan mereka, kami ingin mengambil negara mereka." Dikutip dari hal 91-2 dari Chomsky's Fateful Triangle, yang dimuat dalam "Simha Flapan's Zionisme dan Palestina pp 141-2 mengutip sebuah pidato tahun 1938.

"Kalau saya tahu bahwa sangat mungkin untuk menyelamatkan semua anak-anak Jerman dengan mengangkut mereka ke Inggris, dan setengahnya memindahkan mereka ke Tanah Israel, saya akan memilih yang terakhir, bukan hanya karena kebohongan tentang jumlah anak-anak ini, tetapi juga perhitungan historis dari umat Israel." Dikutip dari hal 855-56 dalam Ben-Gurion Shabtai Teveth.



Golda Meir (Menjabat sebagai Perdana Menteri Israel 1969 – 1974)

"Tidak ada yang namanya orang Palestina ... Ini bukan karena jika kami datang dan mengusir mereka keluar dan mengambil negeri mereka. Mereka tidak ada." Laporan The Times Minggu, 15 Juni 1969.

"Bagaimana kita bisa mengembalikan wilayah-wilayah pendudukan? Tak ada seorang pun yang akan memulangkannya kepada mereka sendiri." 8 Maret 1969.

"Setiap orang yang berbicara untuk membawa kembali para pengungsi Arab juga harus mengatakan bagaimana ia bertanggung jawab untuk itu, jika ia tertarik pada negara Israel. Lebih baik bahwa segala sesuatunya dinyatakan secara jelas dan jelas: Kami tidak akan membiarkan ini terjadi." Dalam pidato di Knesset, dilaporkan dalam Ner, Oktober 1961

"Negara ini ada sebagai pemenuhan janji yang dibuat oleh Tuhan sendiri. Akan jadi konyol jika bertanya kepada pemiliknya sendiri." Le Monde, 15 Oktober 1971



Yitzhak Rabin (Menjabat sebagai Perdana Menteri Israel 1974 – 1977, 1992 – 1995)

"Kami berjalan ke luar, Ben-Gurion menyertai kami. Allon mengulangi pertanyaannya: 'Apa yang harus dilakukan terhadap penduduk Palestina?' Ben-Gurion melambaikan tangannya sebagai isyarat yang mengatakan "usir mereka!" Dari memoar Rabin, yang diterbitkan di New York Times 23 Oktober 1979.

"[Israel] dalam 10 atau 20 tahun ke depan akan memindahkan pengungsi Jalur Gaza dan Tepi Barat ke Yordania. Untuk mencapai ini kami harus mencapai kesepakatan dengan Raja Hussein, dan tidak dengan Yasser Arafat. " Dikutip dari David Shipler di New York Times, 1983/04.



Menachem Begin (Menjabat sebagai Perdana Menteri Israel 1974 – 1977, 1992 – 19951977 – 1983)

"[orang Palestina] adalah binatang buas yang berjalan di atas dua kaki." Dikutip dari Amnon Kapeliouk, "Begin and the 'Beasts',"' New Statesman, 25 Juni 1982.

"Pemisahan Palestina adalah ilegal. Ini tidak akan pernah diakui .... Yerusalem akan selama-lamanya menjadi ibukota kami. Eretz Israel akan dikembalikan kepada orang-orang Israel. Semuanya. Selamanya. " Sehari setelah pemungutan suara PBB untuk memisahkan Palestina.



Yizhak Shamir (Menjabat sebagai Perdana Menteri Israel 1983 – 1984, 1986 – 1992)

"Para pemimpin masa lalu kami meninggalkan pesan yang jelas untuk menjaga Eretz Israel dari Laut sampai ke Sungai Yordan untuk generasi yang akan datang, untuk imigrasi Yahudi, dan bagi orang-orang Yahudi, yang semuanya akan dikumpulkan dalam negara ini." Dinyatakan pada upacara peringatan Tel Aviv untuk mantan pemimpin Likud, November 1990. Jerusalem Domestic Radio Service.

"Penyelesaian Tanah Israel adalah inti dari Zionisme. Tanpa penyelesaian, kami tidak akan memenuhi Zionisme. Sederhana." Maariv, 21-02-1997

"(Orang-orang Palestina) akan hancur seperti belalang ... kepala mereka akan hancur menimpa batu dan dinding." Dalam pidato untuk pemukim Yahudi, New York Times 1 April 1988



Benjamin Netanyahu (Menjabat sebagai Perdana Menteri Israel 1996 – 1999, 2009 – sekarang)

"Israel harus mengeksploitasi represi dari demonstrasi di Cina, ketika perhatian dunia terfokus pada negara itu, untuk melakukan pengusiran massa antara orang-orang Arab dari wilayah ini." Berbicara dengan mahasiswa di Universitas Bar Ilan, dari jurnal Israel Hotam, 24 November 1989.



Ariel Sharon (Menjabat sebagai Perdana Menteri Israel 2001 - 2006)

"Ini adalah tugas para pemimpin Israel untuk menjelaskan kepada opini publik, dengan jelas dan berani, dengan sejumlah fakta yang melupakan waktu. Yang pertama adalah bahwa tidak ada Zionisme, penjajahan, atau Negara Yahudi tanpa pengusiran orang Arab dan perampasan tanah mereka. " Agence France Presse, 15 November 1998.

"Semua orang harus bergerak, berlari dan mengambil sebanyak-banyaknya puncak-puncak bukit milik Palestina untuk memperbesar permukiman Yahudi karena segala sesuatu yang kita ambil sekarang akan tetap menjadi miliki kita ... Segala sesuatu yang tidak kita ambil, akan tetap menjadi milik mereka." Agence France Presse, 15 November 1998. ( eramuslim.com )

Fenomena Terorisme Berakar Dari Konspirasi Kristen Indonesia

Masalah terorisme selalu menjadi perhatian publik di Indonesia. Beragam pendapat diutarakan, beragam solusi diusulkan, namun sangat jarang yang melihat akar persoalannya.

Presiden SBY, diamini para pembantunya, berusaha meyakinkan bahwa akar terorisme adalah kemiskinan dan kebodohan. Sebuah analisis yang kurang cerdas mengingat beberapa orang yang dituduh teroris justru bukan orang bodoh dan miskin.

Dr. Azahari misalnya, seorang doktor dan dosen universitas ternama. Jelas dia tidak bodoh, tidak juga miskin atau pengangguran tanpa kerjaan. Di level dunia, tertuduh gembong teroris adalah Usamah bin Ladin, seorang lulusan univertas dan pengusaha konstruksi terkemuka di Timur Tengah. Wakil Usamah adalah dr. Ayman Azh Zhawahiri, seorang dokter spesialis bedah. Bodoh sekali orang yang menganggap Ayman miskin dan bodoh.

Dari beberapa contoh tadi, jelas analisis tersebut kurang valid, kalau tidak bisa dibilang ngawur. Mungkin juga yang ngawur bukan SBY, melainkan para pembantu dan pembisiknya.

Di sisi lain, kelompok liberal dan sekuler melihat bahwa penyebabnya adalah ajaran agama Islam. Ayat-ayat dan hadits yang mendorong perilaku radikal dituding jadi kambing hitam. Ini sejalan dengan upaya Amerika untuk menghilangkan poin-poin syariat Islam tentang jihad fi sabilillah yang dianggap sebagai biang ideologi terorisme. Di Timur Tengah, misalnya, mereka mengedarkan Furqanul Haq. Sebuah versi Al-Quran edisi minus ayat-ayat jihad.

Padahal, tak hanya Islam, agama lain juga memiliki konsep “jihad.” Lihat saja Kristen, apa yang membuat mereka bisa melancarkan Perang Salib selama beberapa abad kalau bukan konsep mereka tentang Holy War?

Maka pandangan kelompok liberal dan sekuler ini tidak fair. Mereka ingin dunia damai dan aman dari terorisme, tetapi kuncinya dengan mengebiri semangat perlawanan umat Islam pada penindasan dan penjajahan. Maklum saja, majikan mereka, bangsa-bangsa penjajah Barat, sangat khawatir menghadapi perlawanan jihad Muslim.

Pada masa lalu, Inggris menciptakan sekte sesat bernama Ahmadiyah di India yang sedang dijajahnya. Pemimpinnya, Mirza Ghulam Ahmad, mengharamkan jihad melawan Inggris. Ia juga membanggakan Inggris sebagai tuan besar yang wajib ditaati. Yang lebih gila, ia mengaku nabi dan mengkafirkan orang Islam yang tak percaya pada kenabiannya.

Sangat jelas bahwa Inggris ingin melemahkan semangat jihad Islam agar bisa leluasa menjajah India. Menguasai dan menguras potensi alamnya. Sebuah metode menetralisir musuh agar tak terus melawan.

Padahal melawan penindasan, perang dan militer adalah hal yang manusiawi. Manusia pasti ingin survive. Manusia pasti ingin melawan jika ditindas dan diperlakukan tak adil. Apapun agamanya, apapun rasnya. Bahkan semut pun menggigit jika manusia merusak sarangnya.

Terorisme yang dituduhkan kepada sekelompok umat Islam yang berjihad sebenarnya adalah upaya perlawanan. Sudah terlalu lama umat Islam dijajah, ditindas dan dikuras kekayaannya. Sudah terlalu banyak darah tertumpah oleh bangsa-bangsa penjajah Barat yang kafir.

“Teroris” menyerang sasaran sipil karena Inggris, Amerika dan penjajah lain tak segan membantai Muslim sipil. “Teroris” meledakkan bom karena negeri-negeri Muslim yang dijajah diratakan dengan rudal dan roket. “Teroris” merampok musuhnya karena kekayaan alam negeri mereka dikuras para penjajah dengan bantuan boneka lokal yang setia pada tuannya.

Akar persoalan teroris, jika mau jujur, sebenarnya adalah upaya menuntut keadilan. Rangkaian bom Natal dan bom Bali terjadi karena dipicu serangan Kristen pada Muslim di Ambon. Muslim dizhalimi tetapi tak ada pembelaan memadai dari aparat keamanan. Pada titik ini pembalasan menjadi pilihan.

Bahkan jika ditarik lebih jauh, munculnya Darul Islam (DI/TII) pada 1949 pun merupakan reaksi Muslim pada ketidakadilan. Awalnya Muslim dan Kristen sudah sepakat dalam perumusan UUD 1945. Panitia Sembilan menyepakati Piagam Jakarta yang menjamin berlakunya syariat Islam bagi Muslim dengan rumusan “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya."

Baru sehari merdeka, kesepakatan itu dikhianati, seorang tokoh Kristen dari Indonesia Timur mengancam akan keluar dari NKRI. Melalui seorang perwira Jepang, tokoh itu menekan Soekarno dan Hatta agar menghapus kewajiban menjalankan syariat Islam dari Konstitusi. Inilah benih separatisme pertama dalam sejarah Indonesia, mengancam memisahkan diri dari republik karena dengki pada umat lain yang ingin menjalankan syariatnya.

Akibatnya terjadilah kezhaliman hukum. Umat Islam mayoritas tetapi dihalangi menjalankan hukum syariatnya. Mereka dipaksa tunduk pada hukum Kristen dan sekuler warisan Belanda. Apalagi diplomasi Soekarno waktu itu begitu mengalah pada Belanda, perundingan Rennville membuat Jawa Barat dikosongkan. Wilayah dan penduduknya yang Muslim seolah diserahkan pada Belanda.

Inilah yang memicu Darul Islam berdiri. Ketidakadilan persoalan hukum dan ketidakpuasan karena diserahkan pada Belanda. Ini juga akar semua perlawanan Islam di Indonesia. Sebenarnya mereka hanya menuntut satu hal saja, bisa menegakkan syariat Islam untuk dirinya sendiri.

Namun keinginan itu selalu dihalang-halangi. Para aktornya pun selalu itu-itu saja. Piagam Jakarta dijegal berkat tekanan seorang tokoh Kristen. Renville ditandatangi PM Amir Syarifudin yang Kristen. Komji hingga Tanjung Priok didalangi oleh Benny Moerdani.

Terakhir, konspirasi itu semakin telanjang. Muslim di Kalimantan dibantai oleh Dayak Kristen, berlanjut ke Ambon dan Poso. Kasus di Poso bahkan menunjukkan adanya kerjasama Protestan dan Katholik. Fabianus Tibo cs yang Katholik memimpin serangan awal kepada Muslim. Belakangan mereka merasa diumpankan oleh kelompok Protestan.

Kemudian, Muslim bereaksi dan melawan. Mereka berhasil membalas dan menghentikan kezhaliman Kristen. Tetapi mereka yang melawan kemucian diberi cap teroris dan disikat tanpa ampun dengan Densus 88. Unit khusus yang dibiayai Amerika dan Australia.

Unit itu jelas sekali diproyeksikan untuk memusuhi Muslim. Mereka dipuji-puji ketika menangkap, menyiksa dan membunuh Muslim. Namun ketika mereka menangkap aktivis RMS, Australia mengancam akan menyelidiki kasus itu sebagai “pelanggaran HAM.”

Kini Densus 88 diotaki oleh Gorries Mere. Secara resmi komandannya Tito Karnavian. Namun insiden ributnya Densus di Polonia dengan Provost AU membuktikan hal lain. Gorries memimpin langsung di lapangan meskipun ia sebenarnya bertugas di Badan Narkotika Nasional (BNN).

Semua rangkaian di atas membuktikan satu hal: semua kezhaliman yang menimpa umat Islam di Indonesia dan seluruh dunia merupakan buah konspirasi penjajah Barat yang Kristen dengan boneka lokalnya. Sementara semua aksi perlawanan, yang dicap terorisme, adalah reaksi terhadap kezhaliman tersebut. Inilah akar terorisme yang sebenarnya. ( annajahsolo.wordpress.com / muslimdaily.net )

Pasang Surut Ketuhanan Yesus

Sepandai-pandai para pendeta dan penginjil mengemas doktrin Trinitas dan Ketuhanan Yesus, akan ketahuan juga belangnya. Dengan cara apapun, doktrin batil pasti terbukti kesesatannya, meski dikemas dengan cara apapun untuk menipu umat.

Begitulah misi kristenisasi dalam buku “Isa Almasih di dalam Al-Qur’an dan Hadits” karya Abd Yadi (nama alias) ini. Tipuan dalam buku ini sangat halus. Sampulnya berwarna putih terkesan suci, bagian atas dicantumkan khat kaligrafi Arab dari ayat Al-Qur'an surat Az Zukhruf 61: “Wattabi’uuni haadzaa shiraatum mustaqiim” (ikutilah aku, inilah jalan yang lurus).

Seluruh pembahasan yang dibagi dalam 15 sub judulnya selalu diberi kutipan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits, lengkap dengan idiom-ideom islami. Lalu di bagian akhir buku tersebut diberi lampiran nas-nas Arab dari hadits yang menjadi rujukan. Sekilas, kemasan buku ini nampak seperti buku bacaan Islam.

Tapi umat Islam bukanlah orang yang mudah ditipu dengan rumus 1+1+1=1. Logika sehat umat Islam tidak bisa dikacaukan dengan rumusan aneh Trinitas, bahwa ada tiga oknum tuhan yaitu tuhan bapak, tuhan anak dan tuhan roh.

Sehingga selicik apapun jurus yang dipakai penginjil untuk menipu akidah, bila doktrin yang diajarkan adalah aqidah Trinitas dan Ketuhanan Yesus, maka kaum awam selevel tukang becak pun bisa menyimpulkan bahwa itu adalah ajaran Kristen. Kenyataan ini telah disimpulkan sendiri oleh Pendeta Dr R Soedarmo.

Dalam buku “Ikhtisar Dogmatika,” pakar teologi Indonesia yang meraih gelar doctoral di lulusan Vrije Universiteit Belanda ini mengakui bahwa Kristen sulit ditolak umat Islam karena doktrin Trinitasnya yang tidak rasionalis:

“Agama Islam bercorak rasionalitis, artinya rasio, akal budi, memberi tekanan sungguh-sungguh. Oleh karena itu, trinitas ditolak, sebab tidak dapat dimengerti bahwa 3 adalah 1 dan bahwa 1 adalah 3. Kita tentu insaf bahwa Trinitas memang tidak dapat dimengerti” (hal 114).

Nasib buku “Isa Almasih di dalam Al-Qur’an dan Hadits” ini, sesuai dengan pernyataan Pendeta Soedarmo, justru semakin menumbuhkan penolakan umat Islam terhadap ajaran Kristen. Karena kupasannya terbalik, sangat tidak masuk akal.

Dalam buku setebal 73 halaman itu, Abd Yadi berakrobat merangkai dalil-dalil untuk membuktikan bahwa Nabi Isa (Yesus) adalah pen¬jelmaan Allah SWT. Menurutnya, Nabi Isa bermetamorfosa menjadi Allah setelah melalui tiga tahapan:

Tahap pertama, Nabi Isa dilahirkan dengan proses yang ajaib. Karena dilahirkan dari perawan Maryam yang suci (Qs. Ali Imran 42), dilahirkan dalam keadaan suci (Qs. Maryam 19), dilahirkan dari kalimat Allah dan terkemuka di dunia dan akhirat (Qs. An-Nisa’ 171, Ali Imran 45). Tahap kedua, Nabi Isa memiliki kuasa dan mukjizat yang ajaib: membuat burung dari tanah, menyembuh¬kan orang yang buta sejak dari lahir, menyembuhkan penyakit sopak dan menghidup¬kan orang mati (Qs. Ali Imran 49). Tahap ketiga, kematian dan kebangkitan Nabi Isa yang ajaib (Qs. Maryam 33, Imran 55).

Dengan tiga tahapan ini, penginjil Abd. Yadi menegaskan bahwa Yesus benar-benar Tuhan berdasarkan Al-Qur’an: “Dengan kedudukan tertinggi yang disandangnya, siapa¬kah yang bisa disetarakan dengannya? Bukankah yang memiliki kedudukan tertinggi itu hanya Allah saja?” (hlm. 5).

Sebetulnya, untuk menyelesaikan polemik apakah Yesus itu Tuhan, kita bisa menjawabnya cukup dengan satu ayat:

“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putra Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” (Qs. Al-Ma’idah 72).

Sayangnya, ayat ini tidak dikutip oleh penginjil Abd Yadi dalam buku putihnya. Ia malah mempraktikkan tafsir akrobatik yang jauh menyimpang dengan logika yang rusak dengan formula “tiga tahapan Tuhan.”

Padahal kalau mau berpikir cermat dan logika yang sehat, justru tiga tahapan itu semakin menolak doktrin ketuhanan Yesus.

Tahap pertama, Nabi Isa (Yesus) bukan tuhan karena dia adalah manusia yang dilahirkan. Seajaib apapun proses kelahirannya, dia tak akan pernah naik takhta menjadi Tuhan. Karena secara aksiomatis Tuhan itu tidak dilahirkan (Qs. Al Ikhlas 3) dan tidak berawal (Qs Al-Hadid 3). Yesus bukan Tuhan karena ia dilahirkan ke dunia oleh seorang manusia (Qs. Maryam 19-33, Injil Matius 1:8-25). Manusia selalu melahirkan manusia, dan setiap yang dilahirkan manusia pastilah manusia. Tidak mungkin manusia melahirkan binatang, apalagi melahirkan Tuhan.

Tahap kedua, Nabi Isa memiliki kuasa dan mukjizat yang ajaib. Meskipun Abd Yadi dan para penginjil yang lain bisa menunjukkan seribu lagi, Nabi Isa tetap manusia biasa. Nabi Isa –maupun para nabi lainnya– mengakui dengan jujur bahwa semua mukjizat itu bukan ciptaannya sendiri, tapi karunia kenabian atas seizin Allah (bi-idznillah). Jadi, mukjizat tersebut adalah bukti kenabian, bukti ketuhanan.

Keunikan mukjizat yang diberikan kepada Nabi Isa juga bukan alasan mempertuhankan dia. Karena di sisi lain, Nabi Isa juga tidak bisa bermukjizat seperti yang dimiliki oleh Nabi Musa, antara lain: tongkat Nabi Musa bisa jadi ular (Qs. Al-A’raf 107 dan Bibel kitab Keluaran 7: 9), padahal tongkat Yesus tidak bisa jadi ular.

Tahap ketiga, kematian dan kebangkitan Nabi Isa yang ajaib berdasarkan surat Ali Imran 55. Meskipun seandainya Abd Yadi bisa membuktikan bahwa Yesus pernah mati dan bangkit seribu satu kali, tapi bukti-bukti itu justru semakin menolak doktrin Ketuhanan Yesus.

Sebab Tuhan itu Maha Hidup (Al-Hayyu) yang tidak takluk kepada maut: “Dialah Yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia…” (Qs Al-Mukmin 65).

“Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup Kekal dan Yang tidak mati. Dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya” (Qs Al-Furqan 58).

Aksioma ini juga diajarkan dalam Bibel, bahwa salah satu sifat Tuhan adalah tidak takluk kepada maut (I Timotius 6:16).

Kerusakan logika penginjil Abd Yadi bertambah parah ketika memakai dalil Al-Qur'an surat Ali Imran 55 untuk membuktikan Ketuhanan Yesus. Padahal dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa Dialah yang akan mematikan Nabi Isa. Jika dengan ayat ini Nabi Isa (Yesus) diyakini sebagai Tuhan, berarti tuhan Yesus dimatikan oleh Tuhan Allah. Hanya teologi sesat saja yang meyakini doktrin “Tuhan membunuh Tuhan.”

Pasang Surut Ketuhanan Yesus

Dalam pandangan Islam yang sangat menekankan tauhid, status para nabi utusan Allah tetap murni sesuai dengan misinya. Nabi tetap nabi, tak satu pun yang bermetamorfose menjadi Tuhan. Berbeda dengan ajaran Kristen, oknum “kenabian” dan “ketuhanan” dalam sejarah Gereja mengalami pasang surut.

1. Selama 22 tahun sepeninggal Yesus, para murid setia Yesus masih konsisten mengamalkan ajaran Taurat. Namun setelah lewat tahun 55 M, mereka mulai melakukan perombakan terhadap ajaran Yesus. Sekitar tahun 300 M, timbul perselisihan hebat di kalangan Kristen yang tidak dapat dikompromikan, antara golongan yang meyakini Yesus sebagai nabi utusan Tuhan dengan golongan yang meyakini Yesus sebagai Tuhan.

2. Untuk menyelesaikan pertentangan ini, maka Kaisar Konstantin mengadakan konsili di Nicea tahun 325 M yang dihadiri oleh sekitar 2.048 uskup dan patriarch yang membawa bermacam-macam doktrin dan keyakinan. Kelompok yang dipelopori oleh Arius dan Lucianus mengajarkan bahwa Yesus hanyalah rasul Allah.

Kaisar yang condong pada pendapat uskup pemuja Ketuhanan Yesus, mengadakan pertemuan khusus dengan 318 uskup yang sepaham dengannya. Maka diputuskan bahwa Yesus adalah Tuhan, lalu memaksakan keputusannya kepada 1.700 uskup yang tidak sepaham dengannya. Tak hanya itu, mereka juga membakar ratusan versi kitab Injil yang bertentangan dengan keputusan konsili.

3. Karena muncul berbagai kelompok penentang Konsili Nicea yang mempertahankan keesaan Tuhan, maka diadakanlah Konsili Konstantinopel tahun 381 M. Salah satu pemicu konsili ini adalah ajaran Macedonius bahwa Roh Kudus bukan Tuhan tapi makhluk. Dalam konsili ini diputuskan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan bersama Tuhan Bapak dan Tuhan Yesus. Keputusan ini didukung penuh oleh Kaisar Teodosius I Agung (379-395 M).

Dengan demikian, jelaslah bahwa terjadi metamorfosis ketuhanan dalam teologi Kristen. Berarti Yesus baru dinobatkan sebagai Tuhan dalam kurun 325 tahun sepeninggal Yesus. Selanjutnya, Roh Kudus baru dilantik sebagai oknum ketiga Tuhan dalam kurun 381 tahun sepeninggal Yesus.

Berarti, doktrin Trinitas kristiani baru lengkap tiga oknum (Bapa, Anak dan Roh Kudus) empat abad sepeninggal Yesus. ( suara-islam.com )

Selasa, 26 Oktober 2010

Menggerak-Gerakkan Telunjuk dalam Tasyahud

عن عبد الله بن الزبير قال : “كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا قعد في الصلاة جعل قدمه اليسرى بين فخذه وساقه وفرش قدمه اليمنى ووضع يده اليسرى على ركبته اليسرى ووضع يده اليمنى على فخذه اليمنى وأشار بإصبعه”

Dari Abdullah bin Zubair, ia berkata, “Rasulullah saw., apabila duduk dalam shalat, beliau menjadikan telapak kaki kirinya diantara paha dan betisnya dan menghamparkan telapak kaki kanannya dan meletakkan tangan kirinya diatas lututnya yang kiri dan meletakkan tangan kanannya diatas lutut kanannya, dan berisyarat dengan jarinya (telunjuk).” [HR. Muslim no. 579; Abu Daud no. 734; an-Nasa’i no. 1270]. Hadits ini shahih.

حدثنا معاوية بن عمرو ثنا زائدة بن قدامة ثنا عاصم بن كليب أخبرني أبي ان وائل بن حجر أخبره قال : قلت لأنظرن إلى صلاة رسول الله صلى الله عليه و سلم كيف يصلي … ثم قعد فافترش رجله اليسرى ووضع كفه اليسرى على فخذه وركبته اليسرى وجعل مرفقه الأيمن على فخذه اليمنى ثم قبض ثنتين فحلق حلقه ثم رفع أصبعه فرأيته يحركها يدعو بها

Telah mengabarkan Mu’awiyah bin Umar, dari Zaidah bin Qudamah, dari ‘Ashim bin Kulaib telah mengabarkan ayahnya, Bahwa Wail bin Hujrin berkata, “Aku katakan sesungguhnya aku memperhatikan shalatnya Rasulullah saw., bagaimana beliau melakukan shalat… kemudian beliau duduk iftirasy dan meletakkan tangan kirinya diatas paha dan lutut kirinya dan menjadikan siku kanannya diatas paha kanannya kemudian beliau menggenggam jari-jemarinya dan membuat lingkaran (dengan ibu jari dan jari tengah) kemudian mengangkat telunjukknya dan aku melihat beliau menggerak-gerakkannya dan berdoa dengannya.” [HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya (5/170); Ahmad dalam Musnadnya (4/318); Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya (3/165)]

Syeikh Muqbil bin Hadi al-Wad’iy, dalam salah satu risalahnya, telah mengupas panjang lebar tentang ke-syadz-an atau keganjilan hadits menggerak-gerakkan telunjuk yang diriwayatkan oleh Zaidah bin Qudamah, dinilai menyelisihi periwayatan 22 orang perawi yang meriwayatkan hadits serupa dari jalur ‘Ashim bin Kulaib dan mereka tidak menyebutkan kalimat “menggerak-gerakkan telunjuk”. Sementara itu, Syeikh Ahmad al-Ghumari dalam kitab Takhrij Hadits Bidayatul Mujtahid (hal. 137-140) menyebutkan 6 orang perawi yang meriwayatkan hadits dari ‘Ashim bin Kulaib tanpa ada tambahan kalimat “menggerak-gerakkan telunjuk”. Sehingga Syeikh Muqbil dan Syeikh Ahmad al-Ghumari menilai bahwa hadits menggerak-gerakkan telunjuk ini adalah Syadz (ganjil) karena hanya Zaidah bin Qudamah yang meriwayatkan hadits tersebut dengan tambahan “menggerak-gerakkan telunjuk”. Inilah alasan bagi para pengikut Syeikh Muqbil bin Hadi al-Wad’iy untuk tidak menggerak-gerakkan telunjuknya ketika tasyahud, di samping alasan bahwa isyarat yang disebutkan dalam hadits pertama diatas adalah isyarat tanpa gerakan.

Kemudian, dalam hadits Muslim diriwayatkan:

وحدثنا عبدالله بن حميد. حدثنا يونس بن محمد. حدثنا حماد بن سلمة عن أيوب، عن نافع، عن ابن عمر؛ أن رسول الله صلى الله عليه وسلم، كان إذا قعد في التشهد وضع يده اليسرى على ركبتيه اليسرى. ووضع يده اليمنى على ركبته اليمنى. وعقد ثلاثة وخمسين. وأشار بالسبابة.

Dan telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Humaid, telah menceritakan kepada kami Yunus bin Muhammad, telah menceritakan kepada kami Hamad bin Salamah dari Ayub dari Nafi, dari Ibnu ‘Umar bahwa Rasulullah saw ketika duduk tasyahud meletakkan tangan kirinya di atas lutut kirinya dan meletakkan tangan kanannya di atas lutuk kanannya dan membuat ikatan jari 53 dan berisyarat dengan jari telunjuknya. (HR. Muslim No. (580)-116)

Dalam hadits Muslim no. (580)-114 disebutkan sifat isyarat tsb adalah رفع إصبعه اليمنى (mengangkat jari telunjuk yang kanan)

وحدثني محمد بن رافع وعبد بن حميد ( قال عبد أخبرنا وقال ابن رافع حدثنا عبدالرزاق ) أخبرنا معمر بن عبيدالله بن عمر عن نافع عن ابن عمر أن النبي صلى الله عليه و سلم كان إذا جلس في الصلاة وضع يديه على ركبتيه ورفع إصبعه اليمنى التي تلي الإبهام فدعا بها ويده اليسرى على ركبته اليسرى باسطها عليه

Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Rafi’ dan ‘Abdu bin Humaid (‘Abdu berkata “telah mengabarkan kepada kami” dan Ibnu Rafi’ berkata “telah menceritakan kepada kami” ‘Abdurrazaq), telah mengabarkan kepada kami Ma’mar bin ‘Ubaidillah bin ‘Umar dari Nafi’ dari Ibnu ‘Umar bahwa Nabi saw ketika duduk dalam shalat, beliau meletakkan tangannya di atas lututnya dan mengangkat jari telunjuknya yang berada di sebelah ibu jarinya kemudian berdo’a dengannya dan tangannya yang kiri berada di atas lututnya yang kiri dengan mengembang. (HR. Muslim No. (580)-114)

“Sesungguhnya Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam beliau berisyarat dengan telunjuknya bila beliau berdoa dan beliau tidak mengerak-gerakkannya”. [Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunan-nya no.989, An-Nasai dalam Al-Mujtaba 3/37 no.127, Ath-Thobarany dalam kitab Ad-Du’a no.638, Al-Baghawy dalam Syarh As-Sunnah 3/177-178 no.676. Semuanya meriwayatkan dari jalan Hajjaj bin Muhammad dari Ibnu Juraij dari Muhammad bin ‘Ajlan dari ‘Amir bin ‘Abdillah bin Zubair dari ayahnya ‘Abdullah bin Zubair… kemudian beliau menyebutkan hadits ini.]

Hajjaj bin Muhammad, beliau rawi tsiqoh (terpercaya) yang tsabit (kuat) akan tetapi mukhtalit (bercampur) hafalannya diakhir umurnya, akan tetapi hal tersebut tidak membahayakan riwayatnya karena tidak ada yang mengambil hadits dari beliau setelah hafalan beliau bercampur. Baca : Al-Kawa kib An-Nayyirot, Tarikh Baghdad dan lain-lainnya.

Ibnu Juraij, nama beliau ‘Abdul Malik bin ‘Abdil ‘Aziz bin Juraij Al-Makky seorang rawi tsiqoh tapi mudallis akan tetapi riwayatnya disini tidak berbahaya karena beliau sudah memakai kata A khbarani (memberitakan kepadaku). Muhammad bin ‘Ajlan, seorang rawi shoduq (jujur). ‘Amir bin ‘Abdillah bin Zubair, kata Al-Hafidz dalam Taqrib beliau adalah tsiqoh ‘abid (terpercaya, ahli ibadah). ‘Abdullah bin Zubair, seorang shahabat.

Jadi, Nabi memberi isyarat dengan mengangkat telunjuk, dan bukan dengan menggerak-gerakkannya. Kata menggerak-gerakkan sendiri adalah kata yang perlu penjelasan. Apakah ia ke atas dan ke bawah, ke kanan dan ke kiri, ataukah berputar-putar.

Hadits “menggerak-gerakkan” itu mengandung syadz, yang dalam pandangan Syaikh Moqbel dapat melemahkan hadits tersebut. Sedangkan hadits mengangkat telunjuk itu shahih. Maka mengangkat telunjuk dan tidak menggerak-gerakkannya adalah kuat.

Sesungguhnya di dalam sholat adalah suatu kesibukan. [HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas'ud]

Sholat bukanlah ibadah biasa. Ia merupakan ibadah maghdhoh yang tauqify. Maka tidak semestinya menambahi pekerjaan di dalamnya kecuali dengan dalil yang kuat. Berisyarat dengan jari telunjuk itu asalnya tidak digerak-gerakkan sampai ada dalil yang menyatakan bahwa jari telunjuk itu diisyaratkan dengan digerak-gerakkan dan telah disimpulkan bahwa berisyarat dengan menggerak-gerakkan jari telunjuk adalah hadits lemah. Maka yang wajib dalam berisyarat itu adalah dengan tidak digerak-gerakkan. Wallahu a’lam

Konsep Ketuhanan yang Benar

Sebelumnya kita telah melihat bagaimana konsep ketuhanan Kristen begitu mirip dengan konsep ketuhanan pagan. Lalu bagaimana dengan konsep Ketuhanan yang benar? Hal ini perlu kita ketahui supaya kita dapat menentukan, mana yang pantas disebut sebagai Tuhan, dan mana yang tidak.

PERTAMA, Tuhan haruslah Ada, mustahil Tuhan itu bersifat tidak ada. Sesuatu bisa disebut Ada, kalau ia ada dengan sendirinya. Sebab ‘Ada’ adalah kata aktif, bukan pasif. Jadi segala sesuatu yang ‘diadakan’ maka dia bukanlah Tuhan, sebab sifatnya ‘diadakan’, bukan ‘Ada’.

Umpamanya ada orang lumpuh, dia dibantu dan digerakkan atau diposisikan sehingga ia berada pada posisi duduk. Maka sebenarnya ia tidak duduk akan tetapi didudukkan. Ketika ia ditopang oleh orang lain sehingga berada pada posisi berdiri, sebenarnya ia tidak berdiri, melainkan didirikan. Tuhan tidak diadakan. Tuhan itu Ada tanpa diadakan.

Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. [Alquran 112:3]

KEDUA, Tuhan haruslah Yang Terdahulu. Tuhan tidak didahului oleh ketiadaan. Sesuatu yang diawali dengan ketiadaan berarti sifat aslinya adalah tiada. Sedangkan kita sudah sepakat bahwa Tuhan itu sifat aslinya adalah ‘Ada’. Dia Ada karena Dia memang Ada. Jika diawali ketiadaan, kemudian menjadi Ada, lalu siapa yang membuat dia menjadi ‘Ada’? Maka yang membuat menjadi ‘ada’ itulah Tuhan, dan Tuhan tidak mungkin diadakan. Tuhan haruslah Terdahhulu.

Astrofisikawan terkenal, Hugh Ross menuturkan, “Jika permulaan waktu bersamaan dengan awal keberadaan alam semesta, seperti dijelaskan teorema-angkasa, maka penyebab alam semesta harus merupakan kesatuan yang berfungsi dalam suatu dimensi waktu yang sepenuhnya terpisah, dan sudah ada sebelumnya. Kesimpulan ini sangat penting untuk pemahaman kita tentang Siapa Yang Tuhan dan siapa/apa yang bukan Tuhan. Tuhan bukanlah alam semesta (makhluq) itu sendiri dan tidak terkandung dalam alam semesta (baik ruang maupun waktu).”

Allah Yang Menciptakan langit dan bumi serta yang berada diantara keduanya. [Alquran 32:4]

Akulah Yang Awal dan Akulah Yang Akhir, tidak ada Allah selain daripada-Ku. [Yesaya 44: 6]

Dia Yang Awwal dan Yang Akhir. [Alquran 57 : 3]

KETIGA, Tuhan haruslah Kekal, tidak mungkin Tuhan itu sementara. Allah Ada, Allah adalah Yang Akhir, ketika semua makhluq telah binasa, Allah tetap Ada. Allah tidak mengalami sakit, tidak mengantuk, tidak tidur, tidak lelah, apalagi binasa.

Dan kekal Dzat Allah Yang mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan [Alquran 55: 27]

Disitu terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih disebabkan perjalanan, sebab itu ia duduk di pinggir sumur itu. [Yohanes 4: 6]

Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditelan gelombang, tetapi Yesus tidur. [Matius 8: 24]

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. [Alquran 2:255]

Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. [Yesaya 40:28]

KEEMPAT, Tuhan haruslah berbeda dengan makhluq. Tidak mungkin Tuhan itu sama dengan ciptaan-Nya. Allah Mahakuasa, sedang makhluk adalah lemah, namun Allah yang memberi mereka kekuasaan.

Tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. [Alquran 112:4]

Tiada yang serupa dengan Dia sesuatu pun. [Alquran 42:11]

Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. [Yesaya 40: 29]

Siapakah seperti Aku? [Yesaya 44:7]

KELIMA, Tuhan tidak butuh kepada yang lain. Tuhan tidak butuh makan, tidak lapar, tidak haus, tidak butuh air, tidak butuh udara, tidak butuh alam semesta. Ketakwaan dan kejahatan kita tidak berpengaruh kepada Kekuasaan dan Kerajaan Allah.

Sesungguhnya Allah Yang Kaya tidak butuh kepada alam semesta. [Alquran 29: 6]

Pada pagi hari dalam perjalanannya ke kota, Yesus merasa lapar. Dekat jalan ia melihat pohon Ara, lalu pergi ke situ, tetapi ia tidak menemukan apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. [Matius 21: 12-13]

KEENAM, Tuhan itu Esa, Tunggal. Tidak mungkin Tuhan itu berbilang atau terpisah-pisah. Tidak mungkin sebagian dari Tuhan ada di sorga dan sebagian lagi ada di bumi.

Katakanlah wahai Muhammad: Allah itu Esa. [Alquran 112:1]

Yesus menjawab, “Hukum yang terutama adalah ‘Dengarlah wahai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa.’” [Markus 12 : 29]

Setelah kita lihat konsep Ketuhanan ini, masihkah kita menganggap bahwa Yesus itu Tuhan? Konsep Ketuhanan ini tidak memberi ruang bagi Yesus untuk menjadi Tuhan. Tetapi konsep Ketuhanan Yunani primitif memberi ruang bagi Yesus untuk menjadi Tuhan.

Konsep Ketuhanan mana yang kamu pilih? Konsep Ketuhanan ini, atau konsep orang pagan primitif? Jika kamu memilih konsep pagan primitif, maka kamu lebih bodoh dari orang primitif, dan percuma berbicara dengan orang bodoh yang tidak dapat mengerti pembicaraan.

Ketuhanan Pagan

Konsep Ketuhanan pagan primitif memang sering menempatkan manusia sebagai Tuhan. Diantara manusia-manusia yang telah dijadikan Tuhan oleh para pengikutnya adalah Yesus, Mithra, Budha, dan Zoroaster.

Mereka semua sebenarnya adalah manusia biasa, yang mungkin membawa misi dari Tuhan yang sebenarnya. Akan tetapi kemudian si jahat merubah ajaran mereka dan mengangkat mereka menjadi Tuhan.

Si jahat menyifati mereka dengan sifat-sifat yang sebenarnya tidak ada pada mereka. Sehingga apa yang diyakini oleh pengikut mereka bukan lagi mereka yang pernah hidup di dunia ini, akan tetapi seseorang yang hidup dalam alam khayal yang diberi nama dengan nama-nama mereka. Itulah sebabnya agama demikian disebut agama takhyul, jauh dari kebenaran, fakta, dan logika.

Dibawah ini adalah kesamaan sifat-sifat mereka yang mana sebagiannya mungkin benar dan sebagiannya lagi merupakan rekayasa si jahat.

YESUS

Tuhan dalam agama Kristen. Lahir dari perawan Maria. Lahir tanggal 25 Desember (walau sebenarnya pada bulan Ilul, di musim panas). Disebut Anak Tuhan. Punya 12 murid. Mesiah yang ditunggu. Mengajarkan cinta kasih. Disalib untuk menebus dosa. Bangkit sbg Tuhan setelah dikubur 3 hari. Akan datang lagi kedunia. Meramalkan kedatangan Nabi akhir zaman, sang Parcalete/Messiah/Juruselamat/Jurusyafaat.

MITHRA

Tuhan bangsa Persia (majus). Lahir dari seorang perawan. Lahir tanggal 25 Desember. Disebut Anak Tuhan. Punya 12 murid. Perantara yang ditunggu. Mengajarkan kedamaian. Disalib. Bangkit sbg Tuhan setelah beberapa hari dikubur. Anak Tunggal Tuhan. Akan datang lagi menjelang akhir dunia. Meramalkan kedatangan seorang penyelamat dunia.

OSIRIS

Anak Tuhan Bangsa Mesir. Lahir dari perawan Neis (Perawan Dunia). Lahir tanggal 27 atau 29 Desember (Plutarchi). Disebut Anak Tuhan. Penebus dosa yg ditunggu. Mengajarkan kedamaian & Cinta kasih. Disalib. Hidup kembali setelah mati dua hari tiga malam. Bayangan Tuhan didunia. Akan datang kedunia lagi. Meramalkan kedatangan mahkota segala nabi.

BAACHUS

Tuhan bangsa Yunani. Lahir dari perawan Demeter. Lahir tanggal 25 Desember. Anak Dewa Yupiter. Penebus dosa. Datang untuk membimbing bangsanya. Disalib. Bangkit. Alfa & Omega. Akan datang kedunia lagi. Meramalkan kedatangan seorang yang mulia.

KRISHNA

Tuhan agama Hindu. Lahir dari perawan Dewaki. Lahir dibulan Desember. Anak Dewa Wisnu. Anak dewa Wisnu yg dijanjikan. Mengajarkan keadilan, kebaikan dan kitab Weda. Disalib, bersemayam disurga dan Nirguna. Bangkit dari kematian. Inkarnasi dari dewa Wisnu. Akan datang lagi menjelang akhir dunia. Meramalkan kedatangan Mamah / Muhammad.

BUDHA

Lahir dari wanita Mayadewa. Lahir Bulan Desember. Anak Mahasasmita. Penebus Dosa. Ajaran cinta kasih dan kitab Tripitaka. Mati menebus dosa, bersemayam di Nirwana. Bangkit dari kematian. Alpha & Omega alam semesta. Datang lagi kedunia untuk mendirikan kerajaan Dewa. Meramalkan kedatangan seorang yang paling mulia.

ZOROASTER

Lahir dari seorang perawan. Lahir tanggal 25 Desember. Disebut Anak Tuhan. Pelita Tuhan yg dijanjikan. Ajaran kedamaian & Kitab Zend Avesta. Mati menebus dosa. Bangkit menjadi Tuhan. Akan datang kedunia lagi. Meramalkan kedatangan Mohmend di Bekkah.

Perlu diketahui bahwa Muhammad itu adalah seorang nabi yang lahir di Makkah. Makkah nama purbanya adalah Bakkah atau Bekkah, Baka, atau Bakka, (coba lihat Mzm. 84: 6-7).

Dan perlu diketahui juga bahwa menurut sebuah mithos, dikatakan bahwa Dajal, Si Palsu, muncul di akhir bulan Desember dari hasil persetubuhan Setan dengan seorang perawan, dia mengaku sebagai Tuhan, dia juga bisa melakukan keajaiban-kejaiban seperti menghidupkan orang mati.

Jika mithos ini benar, maka aku khawatir, ketika ia datang, kamu menyangka bahwa dia adalah Yesus. Sebab menurut sebagian sumber juga ada dikatakan, bahwa Dajal itu akan datang sebelum Yesus turun kembali. Setelah Dajal datang, barulah Yesus turun untuk melawannya bersama seorang tokoh yang disebut Imam Mahdi.

Akan tetapi inti pembicaraan kita adalah, bahwa orang-orang itu pun dianggap Tuhan menurut para pengikutnya. Sekarang, apakah konsep ketuhanan seperti ini, yang kamu anut? Jadi menurut kamu Budha, Krisna, Zoroaster, Osiris, Mithra, Baachus, mereka semua adalah Tuhan?

Kalau begitu, jelaslah bahwa konsep ketuhanan yang kamu pakai adalah konsep ketuhanan pagan yang penuh dengan mithos dan takhyul; khayalan belaka. Sebab nyatanya Yesus tidak lahir di bulan Desember, dan telah kami bahas dalam artikel lain bahwa Yesus putera Marya ternyata tidak disalib, dan Yesus selalu menyebut dirinya Anak Manusia untuk membantah anggapan orang yang menyebutnya Anak Tuhan.

Bukankah dia berkata bahwa ia akan pergi kepada Bapa, Allahnya dan Allah Israel? Bukankah dia berkata agar jangan menyebut dirinya sebagai ‘yang baik’, sebab tidak ada ‘yang baik’ kecuali Allah, sedangkan dia bukanlah Allah?

Jadi mengapa dia dianggap Tuhan, apakah berdasarkan persangkaan kalian saja? Atau kalian memang memiliki dasar yang kuat untuk menyebut dia sebagai Tuhan?

Coba katakan padaku, mengapa kalian menyebut Yesus sebagai Tuhan dan Allah?

Jika kalian tidak punya dasar yang kuat, maka berhentilah untuk menyebutnya Tuhan, berhentilah mengajak manusia untuk menyebut dia sebagai Tuhan, dan bertobatlah, serta peluklah Islam!

Minggu, 24 Oktober 2010

Beberapa Kesesatan Paham Islam Liberal (SEPILIS: Sekularisme, Pluralisme, Liberalisme

Dari berbagai paham yang sesat/menyesatkan, yang paling berbahaya adalah Islam Liberal. Dengan Pluralisme yang menyatakan semua agama benar, mereka sudah merusak aqidah Islam sebagai satu-satunya agama di sisi Allah. Dengan Sekularisme, mereka menolak hukum-hukum Allah/Syari’at Islam. Sebagai gantinya mereka memakai hukum sekuler buatan kaum Yahudi dan Nasrani. Dengan Liberalisme, mereka putar-balikkan arti ayat-ayat Al Qur’an sesuai hawa nafsu mereka. Padahal cara mentafsirkan Al Qur’an yang benar adalah dengan memakai ayat-ayat Al Qur’an lain dan Hadits-hadits yang sahih sebagai penjelas.

Kaum Liberal ini menyusup ke berbagai ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, IAIN, dsb. Bahkan saya pribadi pernah hampir kecolongan saat menjelang lengser ada yang mengusulkan seorang yang akhirnya mengaku sebagai Liberal sebagai calon Ketua pengganti saya. Alhamdulillah makar tersebut digagalkan Allah. Saat Ulil Abshar Abdalla ingin mencalonkan diri jadi Ketua NU menggantikan Hasyim Muzadi pun alhamdulillah bisa digagalkan. Segera dibuat ART yang melarang aktivis JIL (Jaringan Islam Liberal) sebagai Ketua NU.

Jika kita cuma ngobrol masalah dunia, kita tidak akan tahu kalau mereka Islam Liberal. Kita bisa ketawa-ketiwi dengan mereka. Tapi saat diskusi masalah aqidah seperti Islam adalah satu-satunya agama yang diridhoi Allah, ummat Islam harus menegakkan hukum Allah, Islam Liberal dan Ahmadiyah sesat, pornografi/perzinahan haram, baru mulai terkuak beda antara ummat Islam yang lurus dengan kaum Liberal.

Kaum Liberal ini mirip dengan kaum munafik yang digambarkan Allah:

“Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian,” pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.” [Al Baqarah 8-9]

Berikut adalah berbagai kesesatan paham Liberal:

Pokok-pokok aqidah/keyakinan Islam Liberal adalah Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme (SEPILIS).

Sebagaimana KEPUTUSAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 7/MUNAS VII/MUI/II/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA:

1. Pluralisme agama adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relative; oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup dan berdampingan di surga.

3. Liberalisme adalah memahami nash-nash agama (Al-Qur’an & Sunnaah) dengan menggunakan akal pikiran yang bebas; dan hanya menerima doktrin-doktrin agama yang sesuai dengan akal pikiran semata.

4. sekularisme adalah memisahkan urusan dunia dari agama hanya digunakan untuk mengatur hubungan pribadi dengan Tuhan, sedangkan hubungan sesame manusia diatur hanya dengan berdasarkan kesepakatan sosial.

Itu bertentangan dengan Firman Allah yang tertera dalam Al Qur’an:
Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan terima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi (QS. Ali Imaran [3]: 85)

Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam (QS. Ali Imran [3]: 19)

Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. (QS. al-Kafirun [109] : 6).

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS. al-Azhab [33:36

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta. (terhadap Allah). (QS. al-An’am [6]: 116).

Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu. (Q. al-Mu’minun [23]: 71).

1. Hadis Nabi saw :
1. Imam Muslim (w. 262 H) dalam Kitabnya Shahih Muslim, meriwayatkan sabda Rasulullah saw :
”Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad, tidak ada seorangpun baik Yahudi maupun Nasrani yang mendengar tentang diriku dari Umat Islam ini, kemudian ia mati dan tidak beriman terhadap ajaran yang aku bawa, kecuali ia akan menjadi penghuni Neraka.” (HR Muslim).
2. Nabi mengirimkan surat-surat dakwah kepada orang-orang non-Muslim, antara lain Kaisar Heraklius, Raja Romawi yang beragama Nasrani, al-Najasyi Raja Abesenia yang beragama Nasrani dan Kisra Persia yang beragama Majusi, dimana Nabi mengajak mereka untuk masuk Islam. (riwayat Ibn Sa’d dalam al-Thabaqat al-Kubra dan Imam Al-Bukhari dalam Shahih al-Bukhari).

http://media-islam.or.id/2007/09/27/fatwa-mui-pluralismeislam-liberal-sesat/

Wihdatul Adyan
Wihdatl Adyan menyatakan semua agama itu satu atau sama benarnya, dengan alasan, sesungguhnya Tuhan yang kita puja itu satu adanya. Mereka sering memakai ayat di bawah sebagai argumennya:

“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” [Al Baqarah 62]

Kelompok Liberal dalam menafsirkan ayat sesuai hawa nafsunya dan sepotong-sepotong. Mereka tidak memperhatikan ayat-ayat Al Qur’an lain yang memberi penjelasan apalagi hadits-hadits. Mereka tafsirkan bahwa orang Yahudi dan Nasrani yang tidak mempercayai Al Qur’an sebagai firman Allah dan Nabi Muhammad sebagai utusan Allah adalah benar dan masuk surga.

Padahal dari ayat itu saja sudah ada kondisi/persyaratan: “BERIMAN KEPADA ALLAH.” Jika beriman kepada Allah, tentu mereka beriman kepada Al Qur’an yang merupakan firman/wahyu Allah:

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun. ” [Az Zumar 23]

Sebelum Al Qur’an dan kitab-kitab suci lain diturunkan, benarlah kaum Shabi-in yang beriman kepada Allah masuk surga. Namun begitu Allah menurunkan kitab Taurat sebagai wahyunya, wajib mereka beriman kepada (wahyu) Allah.

Kaum Yahudi juga jika beriman kepada Allah masuk surga. Namun saat Allah menurunkan kitab Injil kepada Nabi Isya, wajib mereka beriman kepada kitab Injil dan mengikuti Nabi Isya. Jika ingkar, mereka sama dengan kafir kepada Allah.

Saat Allah menurunkan Al Qur’an kepada utusanNya, Nabi Muhammad SAW, wajiblah kaum Yahudi dan Nasrani beriman kepada (wahyu) Allah dan utusanNya. Jika tidak, mereka kafir kepada Allah. Itulah makna ayat tersebut yang dipelintir oleh kaum Liberal dalam tafsirnya.

Alasan itu meski benar, tapi salah kesimpulannya. Benar Tuhan itu satu. Dalam Al Qur’an, surat Al Ikhlas ayat 1 juga dinyatakan: “Qul huwallahu ahad” (Katakanlah Allah itu satu). Yang jadi masalah adalah, masing-masing agama itu menyembah Tuhan yang berbeda.

Islam menyembah satu Tuhan semata, yaitu Allah. Dalam surat Al Ikhlas ditegaskan:

“Katakanlah: Allah (Tuhan) itu esa

Allah tempat bergantung

Tidak beranak dan diperanakkan

Dan tak satupun yang setara dengannya” [Al Ikhlas 1-4]

Adakah agama lain hanya menyembah Allah sebagai satu-satunya Tuhan atau justru mereka menyembah Tuhan yang lain (misalnya matahari atau manusia) atau bahkan menyembah lebih dari satu Tuhan?

Ada agama yang menyembah Matahari sebagai Tuhan, ada juga yang menyembah tiga oknum Tuhan sebagaimana Agama Kristen yang menyembah Tuhan Bapa, Tuhan Anak (Yesus), dan Roh Kudus. Adakah agama-agama ini sama dengan agama Islam? Adakah Tuhan yang mereka sembah sama dengan Tuhan yang disembah oleh ummat Islam? Beda bukan? Itulah kekeliruan kelompok Islam Liberal yang berusaha mempropagandakan paham “Wihdatul Adyan” di situs mereka.

Kelompok Islam Liberal berusaha mempropagandakan bahwa semua agama itu sama dan benar, termasuk ajaran Kristen, padahal Allah sendiri dalam Al Qur’an menegur perbuatan Ahli Kitab/Kristen yang memper-Tuhankan Yesus sebagai hal yang melampaui batas. Adakah kelompok Islam Liberal ingin menandingi Allah?

“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, `Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.” [An Nisaa’:171]

Allah menyatakan bahwa orang-orang yang tidak mau beriman kepada ajaran Nabi Muhammad / Islam sebagai kafir dan akan dimasukkan ke neraka:

“Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata, (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Qur’an), di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus.

Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.

Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.

Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga `Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” [Al Bayyinah 1-8]

http://media-islam.or.id/2007/10/16/islam-liberal-wihdatul-adyan-bertentangan-dengan-al-qur%E2%80%99an/

Dalam beberapa hal, kaum Islam Liberal kerap bertentangan dengan mayoritas ummat Islam seperti MUI, NU, Muhammadiyah, dsb.
Sebagai contoh, saat ummat Islam memperjuangkan RUU Anti Pornografi, bersama kaum Non Muslim kaum Islam Liberal ini menentangnya.
Bahkan ada satu tokoh Islam Liberal yang mendukung Pelacuran. Selama pelacur itu dibayar, itu tidak masalah bagi dia. Tapi jika ada yang tidak membayar Pelacur, baru Negara boleh mengaturnya, begitu tulisnya.

Padahal Allah melarang keras zina/pelacuran. Bahkan mendekatinya pun tidak boleh!
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” [Al Israa’:32]

Musdah Mulia satu tokoh Islam Liberal yang jadi dosen di Universitas Islam Negeri Hidayatullah menyatakan bahwa Islam tidak melarang homoseks. Homoseks itu HALAL, katanya.

http://kabarislam.wordpress.com/2010/09/14/musdah-mulia-homoseks-tidak-dilarang-islam

Padahal di Al Qur’an Allah melaknat kaum Luth yang melakukan homoseks dan lesbian sehingga menyiksa mereka hingga mati!

“Ketika Luth berkata kepada kaumnya: “Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun dari umat-umat sebelum kamu
Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki (homosex), menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.” [Al 'Ankabuut 28-29]

“Dan Kami mengutus Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?”
Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. ” [Al A'raaf 81-82]

“Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu sedang kamu memperlihatkan(nya)?”

“Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu (mu), bukan (mendatangi) wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu).”
Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan: “Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (menda’wakan dirinya) bersih.”
Maka Kami selamatkan dia beserta keluarganya, kecuali isterinya. Kami telah mentakdirkan dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). ” [An Naml 54-57]

Saat Majelis Ulama Indonesia (MUI) berfatwa tentang kesesatan Ahmadiyah karena mereka menganggap ada Nabi setelah Nabi Muhammad, yaitu Ghulam Mirza Ahmad, kaum Islam Liberal menentang Fatwa MUI tersebut sambil melecehkan dan mendiskreditkan MUI.

http://media-islam.or.id/2007/09/26/fatwa-mui-ahmadiyah-qadiyan-sesat

Padahal mayoritas ulama Islam di seluruh dunia sudah berfatwa bahwa Ahmadiyah itu sesat. Rabithah Alam Islami (Liga Muslim Dunia) juga berfatwa Ahmadiyah sesat:

http://media-islam.or.id/2007/09/26/fatwa-liga-muslim-dunia-ahmadiyah-sesat

Di Pakistan dan Inggris Ahmadiyah dikelompokkan sebagai agama tersendiri. Agama Ahmadiyah. Bukan Islam. Sementara di Arab Saudi dan Iran dilarang sama sekali.

Paling tidak ada 17 dalil tak ada Nabi baru setelah Muhammad.

1. QS AL AHZAB 40: ” Bukanlah Muhammad itu bapak salah seorang laki-laki di antara kamu tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-nabi”

2. Imam Muslim dan yang lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Perumpamaan saya dan para Nabi sebelum saya seperti orang yang membangun satu bangunan lalu dia membaguskan dan membuat indah bangunan itu kecuali tempat batu yang ada di salah satu sudut. Kemudian orang-orang mengelilinginya dan mereka ta’juk lalu berkata: ‘kenapa kamu tidak taruh batu ini.?’ Nabi menjawab : Sayalah batu itu dan saya penutup Nabi-nabi”

3. Imam Muslim juga meriwayatkan dari Jubair bin Mut’im RA bahwa Nabi SAW bersabda:

“Sesungguhnya saya mempunyai nama-nama, saya Muhammad, saya Ahmad, saya Al-Mahi, yang mana Allah menghapuskan kekafiran karena saya, saya Al-Hasyir yang mana manusia berkumpul di kaki saya, saya Al-Aqib yang tidak ada Nabi setelahnya”

4. Abu Daud dan yang lain dalam hadist Thauban Al-Thawil, bersabda Nabi Muhammad SAW:

“Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan saya penutup para Nabi dan tidak ada nabi setelahku”

Baca selanjutnya di:

http://media-islam.or.id/2007/09/27/dalil-nabi-muhammad-nabi-terakhir

Tidak jarang karena ulah segelintir orang, kaum Islam Liberal menempelkan stigma teroris, anarkis, fundamentalis pada ummat Islam.

Mereka juga mengolok-olok ummat Islam yang mengikuti ayat-ayat Al Qur’an yang jelas (Muhkamaat) sebagai “Pemuja Teks.” Padahal Al Qur’an itulah pedoman kita. Bukan hawa nafsu mereka.

“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa[“ [Al Baqoroh 2]

“Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.” [Ali ‘Imran 7]

Kaum Liberal menganggap semua agama benar dan kita tidak boleh menyatakan agama lain atau aliran sesat sebagai sesat. Padahal itu bertentangan dengan Al Qur’an:
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Al Baqarah:256]

“Katakanlah: “Hai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah” [Al Kaafiruun 1-2]

Menurut paham Liberal sebagaimana dinyatakan satu tokohnya, Abd Moqsith Ghazali, yang punya otoritas menyatakan paham ini sesat atau bukan hanya Allah. Ummat Islam, termasuk MUI, Muhammadiyyah, dsb tidak bisa menyatakan paham ini sesat atau tidak.

Itu kontradiktif sekali dengan sikap mereka yang menganggap paham mereka benar sedang paham Islam yang lain sebagai Fundamentalis, dsb.

Manusia memang tidak bisa mengatakan ini sesat dan ini bukan. Tapi Allah memberi kita petunjuk berupa Al Qur’an dan Rasul-rasul seperti Nabi Muhammad untuk menjelaskan mana yang benar dan mana yang salah. Mana yang hak dan mana yang sesat.

Manusia diberi akal oleh Allah sehingga bisa menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Sebagai contoh, saat seorang guru memberi soal kepada muridnya, maka guru tersebut bisa menilai jawaban mana yang benar dan yang salah. Misalnya dari 10 soal ada 8 jawaban yang benar sementara 2 jawaban salah. Si guru segera memberi tanda jawaban mana yang benar dan yang salah. Murid yang baik adalah murid yang tahu jawaban mana yang benar dan yang salah. Jika murid tersebut tetap tidak tahu mana yang benar dan yang salah, maka dia bisa salah terus seumur hidupnya. Aneh!

Membunuh tanpa sebab yang benar, merampok, memperkosa, dsb adalah salah. Hakim juga begitu. Dengan menggunakan akal dan bukti-bukti, seorang hakim bisa menentukan terdakwa salah atau tidak bersalah. Kalau cuma berdalih cuma Allah yang bisa menentukan sesuatu benar atau salah, tidak perlu hakim di bumi ini.

Kalau orang tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah, maka dia bisa terjebak dalam kesalahan tanpa tahu dirinya salah. Kalau orang tidak tahu mana yang sesat dan mana yang benar, maka dia bisa terjebak dalam kesesatan tanpa tahu dirinya sesat.

Oleh karena itulah Allah menurunkan Al Qur’an sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa. Orang yang benar.

“Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah 2]

Dalam ayat-ayat berikutnya Allah menjelaskan ciri-ciri orang yang takwa/benar:

“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.

Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung” [Al Baqarah 3-5]

Dari situ kita tahu orang yang benar itu beriman kepada yang ghaib (Allah, Malaikat, Akhirat, dsb), mengerjakan shalat, bersedekah, serta beriman kepada Al Qur’an. Kalau tidak begitu, berarti dia sesat. Itu baru satu contoh petunjuk dari Al Qur’an.

Begitulah beberapa kesesatan dari paham Islam Liberal. Semoga kita dan keluarga kita tidak terjerumus ke dalamnya.

Mohon disampaikan kepada yang lain.
Wassalamu’alaikum wr wb

PERBANDINGAN AGAMA: ISLAM, YAHUDI, DAN KRISTEN

Agama Samawi ada 3, yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam. Saya akan coba membandingkan ketiga agama ini dengan memakai referensi dari Al Qur’an, Alkitab, dan juga beberapa ensiklopedi yang ada.



Ketiga agama ini mempunyai beberapa kesamaan seperti percaya Adam adalah manusia pertama dan nenek moyang seluruh manusia, Ibrahim adalah seorang Nabi, dan kitab suci Taurat sebagai wahyu Allah. Meski demikian ada juga perbedaan yang beberapa di antaranya sangat mendasar.



Yahudi adalah agama tribal/kesukuan yang hanya bisa dianut oleh bangsa Yahudi. Agama ini tidak bisa disebarkan ke luar dari suku Yahudi. Oleh karena itu jumlahnya tidak berkembang. Hanya sekitar 14 juta pemeluknya di seluruh dunia. Sementara agama Kristen dan Islam karena disebarkan ke seluruh manusia dipeluk oleh milyaran pengikutnya.



Ketuhanan

Yahudi dan Islam menganggap Tuhan itu Satu. Tuhan Yahudi disebut Yahweh yang merupakan bentuk ketiga tunggal ”Dia adalah” (He who is). Ada pun Tuhan dalam Islam disebut Allah yang merupakan bentuk tunggal dan tertentu dari Ilah (Sembahan/Tuhan). Dalam Al Qur’an surat Al Ikhlas dijelaskan tentang keEsaan Tuhan:



Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,

dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”. [Al Ikhlas:1-4]



Sebetulnya dalam Alkitab keEsaan Tuhan juga dijelaskan dalam 10 Perintah Tuhan yang ada di Exodus 20:



Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:

“Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. [Exodus 20:1-3]



Tapi meski dalam Yahudi dan juga Islam Tuhan itu adalah Satu termasuk zatNya, namun dalam agama Kristen ada doktrin Trinitas yang menyatakan bahwa Tuhan terdiri dari 3 oknum (person) yaitu Bapak, Anak, dan Roh Kudus yang diformulasikan pada abad ke 4 M oleh Saint Augustine. Dalam konsep Trinitas disebut Satu itu Tiga dan Tiga itu Satu. Trinitas/Triniti/Tritunggal terdiri dari 2 kata: Tri artinya Tiga dan Unity artinya Satu.



Berbeda dengan Al Qur’an surat Al Ikhlas yang menyatakan Tuhan tidak beranak atau diperanakkan (berbapak) di Alkitab disebut:



Allah, yaitu Bapa dari Yesus, Tuhan kita, yang terpuji sampai selama-lamanya, tahu, bahwa aku tidak berdusta” [2 Corinthian 11:31]

Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan [2 Corinthian 1:3]



Di ayat di atas jelas disebut Allah adalah Bapa dari Tuhan Yesus. Sebaliknya dalam Islam diajarkan Monoteisme yang mutlak/Tauhid bahwa Allah itu satu dan tidak punya anak atau pun sekutu:



“Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” [Al Israa:111]



Maha Suci Allah dari mempunyai anak dan sekutu.



“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,” [Al Mu’minuun]



Masalah Isa/Yesus

Kaum Yahudi tidak mengakui Yesus baik sebagai Tuhan atau pun sebagai Rasul. Bahkan mereka berusaha membunuh Yesus karena dianggap menyesatkan banyak orang.



Sebaliknya kaum Kristen menganggap Yesus adalah Tuhan:

Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian [2 Corinthian 13:14]



Islam menganggap Yesus bukan Tuhan, tapi hanya manusia biasa yang diangkat menjadi Nabi:



”Dan ketika Allah berfirman: “Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?.” Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib.” [Al Maa’idah:116]



Menurut Islam Isa adalah Nabi yang menyeru manusia kepada Tauhid, yaitu menyembah hanya Satu Tuhan:



”Aku (Isa) tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.” [Al Maa’idah:117]



Masalah Orang Tua Isa/Yesus



Sebagaimana ayat-ayat Alkitab di atas, agama Kristen menganggap bahwa Yesus adalah anak Tuhan / Anak Allah.



Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.[Markus 1:1]



Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya [Lukas 1:32]



Meski demikian, pada Injil Matius 1:16-18 disebut bahwa Bapak Yesus adalah Yusuf meski Yesus lahir dari Perawan Maria sebelum menikah dengan Yusuf:



Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.

Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.

Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. [Matius 1:16-18]



Silsilah Yesus akhirnya mengikuti silsilah Yusuf. Bukan Maria.



Di ayat lain dijelaskan Yesus anak Daud, anak Abraham:

Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. [Matius 1:1]



Yesus Anak Manusia:

Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” [Matius 12:8]



Menurut Islam, Yesus adalah anak Maria / Maryam. Bukan anak Tuhan atau Yusuf:



“Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan seperti manusia lainnya. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami, kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling. [Al Maa’idah:75]



Kekuasaan Allah



Di Alkitab, Genesis 32:25-28 disebutkan Yakub berkelahi melawan Allah sejak malam hingga fajar menyingsing. Karena Allah tak dapat mengalahkan Yakub, maka Allah memukul sendi pangkal paha Yakub dan berkata bahwa Yakub telah melawan Allah dan Manusia dan Yakub menang. Adakah ini artinya Allah kalah melawan Yakub?:



Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.

Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu.

Lalu kata orang itu: “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing.” Sahut Yakub: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.”

Bertanyalah orang itu kepadanya: “Siapakah namamu?” Sahutnya: “Yakub.”

Lalu kata orang itu: “Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.” [Genesis 32:24-28]



Dalam Injil Matius diceritakan bagaimana Tuhan Yesus ditangkap, diludahi, dan dipukul oleh manusia:



27:27 Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus.

28 Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya.

29 Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: “Salam, hai Raja orang Yahudi!”

30 Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya.

31 Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan.[Matius 27:27-31]



Dalam Islam disebut bahwa jangankan seorang Yakub. Seluruh manusia pun Allah yang Maha Kuasa dapat memusnahkan dengan mudah!



“Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.” [Faathir:16-17]



“Dan Tuhanmu Maha Kaya lagi mempunyai rahmat. Jika Dia menghendaki niscaya Dia memusnahkan kamu dan menggantimu dengan siapa yang dikehendaki-Nya setelah kamu (musnah), sebagaimana Dia telah menjadikan kamu dari keturunan orang-orang lain. “ [Al An’aam:133]



Kemandirian Tuhan



Dalam Injil Matius diceritakan bagaimana Yesus mengeluh dengan suara nyaring: “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?:



Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? [Matius 27:46]



Dalam Al Qur’an dijelaskan Allah bukanlah orang yang hina yang perlu penolong:



Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya. “ [Al Israa’:111]



Sifat Maha Tahu Tuhan



Dalam Alkitab, Injil Markus 11:12-13 diceritakan Tuhan Yesus yang merasa lapar ternyata tidak tahu kalau pohon Ara tidak berbuah karena memang bukan musimnya:



11:12 Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. 13 Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. [Markus 11:12-13]



Dalam Islam, disebut bahwa Allah itu Maha Tahu. Bahkan tak ada sehelai daun pun yang jatuh ke bumi tanpa diketahuiNya:



“Dan pada sisi Allah-lah kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)” [Al An’aam:59]



Tidurkah Tuhan?



Dalam Injil Matius 8:24 diceritakan Yesus tidur:



Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. [Matius 8:24]



Menurut Islam, Tuhan Maha Kuasa. Tidak pernah mengantuk dan juga tidak pernah tidur:



“Allah, tidak ada Tuhan selain Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya; tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” [Al Baqarah:255]



Larangan Membuat Patung



Dalam 10 Perintah Tuhan di Exodus 20:4-5 Allah melarang manusia membuat patung apa pun:



20:4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. 5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku [Exodus 20:4-5]



Namun saat ini ummat Kristen membuat banyak patung Yesus dan Bunda Maria yang ditaruh di berbagai tempat terutama di Gereja.



Dalam Islam dilarang membuat patung apalagi menaruhnya di tempat ibadah.



Aisyah r.a. berkata, “Ketika Nabi sakit, ada sebagian di antara istri beliau menyebut-nyebut perihal gereja yang pernah mereka lihat di negeri Habasyah yang diberi nama gereja Mariyah. Ummu Salamah dan Ummu Habibah pernah datang ke negeri Habasyah. Kemudian mereka menceritakan keindahannya dan beberapa patung yang ada di gereja itu. Setelah mendengar uraian itu, beliau mengangkat kepalanya, lalu bersabda, “Sesungguhnya mereka itu, jika ada orang yang saleh di antara mereka meninggal dunia, mereka mendirikan tempat ibadah di atas kuburnya. Lalu, mereka membuat berbagai patung di dalam tempat ibadah itu. Mereka adalah seburuk-buruk makhluk di sisi Allah pada hari kiamat.” [HR Bukhari]



Kitab Suci

Kitab Suci Yahudi meski juga dikutip sebagai Perjanjian Lama oleh kaum Kristen tetap ada beberapa perbedaan mendasar. Selain itu bahasa Kitab Suci Yahudi sebagian besar bahasa Ibrani dengan sedikit Aramaic. Sementara Perjanjian Lama Kristen dalam bahasa Yunani kuno. Ada tambahan 7 buku yang aslinya dalam bahasa Yunani di Perjanjian Lama Kristen.

Ada pun Injil yang resmi ada 4 versi yang berbeda. Masing-masing ditulis oleh Markus, Mathius, Lukas, dan Yohanes. Penulisan dilakukan sekitar tahun 70 hingga 100 Masehi sekitar 40 tahun setelah Yesus wafat (diperkirakan tahun 29 M).



Sebagai contoh Lukas menulis Injil yang ditujukan kepada seseorang yang disebut Teofilus:



1:1 Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, 2 seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. 3 Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, 4 supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar. [Lukas 1:1-4]



Lukas kadang hanya mengira-ngira seperti Yesus umurnya kira-kira 30 tahun ketika memulai pekerjaanNya serta memakai kata “Anggapan Orang”:



Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli, [Lukas 3:23]

Jika bahasa Yesus adalah bahasa Aramaic, bahasa Perjanjian Baru aslinya adalah bahasa Yunani.



Sebaliknya Al Qur’an hanya ada satu versi yang dihafal oleh banyak orang dan masih murni dalam bahasa Arab sesuai bahasa Nabi Muhammad. Kalau bukan dalam bahasa Arab itu tak lebih dari terjemahan saja. Bukan Al Qur’an:



“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya Al Quran pada malam kemuliaan” [Al Qadr:1]



“Kitab[ Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2]



Al Qur’an diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad. Oleh Nabi Muhammad disampaikan ke pengikutnya. Para pengikutnya ada yang menghafal, ada pula yang menulis di berbagai media (daun, tulang, kulit kambing/onta, dsb). Oleh pengikutnya Abu Bakar kemudian Al Qur’an dijadikan satu. Kemudian oleh sahabat Nabi Usman dijadikan satu buku berikut diberi tanda tulisan (panjang pendek, dsb) sehingga pengucapannya sesuai dengan aturan Bahasa Arab yang standar.



Kewajiban Sunat Bagi Pria



Dalam ajaran Yahudi dan Islam, sunat bagi pria diwajibkan. Ini sejalan dengan Alkitab:



GEN 17:10 Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; 11 haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. 12 Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.13 Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.

14 Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku.” [Genesis 17:10-14]



Orang yang tidak bersunat sama dengan najis (Isaiah) karena air kencingnya tetap tersimpan di sela-sela kulit kemaluan:



IS 52:1 Terjagalah, terjagalah! Kenakanlah kekuatanmu seperti pakaian, hai Sion! Kenakanlah pakaian kehormatanmu, hai Yerusalem, kota yang kudus! Sebab tidak seorangpun yang tak bersunat atau yang najis akan masuk lagi ke dalammu.



Namun orang-orang Kristen tidak melakukan itu karena menurut Paulus dalam Perjanjian Baru hukum itu dihapuskan (Meski di Genesis 17:10 dinyatakan itu perjanjian yang kekal):



ROM 2:25 Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya. 26 Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat?

27 Jika demikian, maka orang yang tak bersunat, tetapi yang melakukan hukum Taurat, akan menghakimi kamu yang mempunyai hukum tertulis dan sunat, tetapi yang melanggar hukum Taurat. 28 Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah.

29 Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.

3:1 Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat? [Roman 2:25-29 – 3:1]



Larangan Memakan Daging Babi

Dalam ajaran Yahudi dan Islam diharamkan memakan daging babi. Ini sesuai dengan Alkitab Levi dan Deuteronomy 14:8:



LEV 11:7 Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. 8 Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu. [Levi 11:7-8]



Dalam Al Qur’an juga dilarang:

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang ketika disembelih disebut nama selain Allah” [Al Baqarah:173]



Tapi saat ini babi adalah makanan yang umum di kalangan Kristen.



Dosa Asal / Warisan

Dalam Kristen dikenal doktrin Dosa Asal / Dosa Warisan (Original Sin). Karena Adam telah berdosa memakan buah terlarang, maka semua manusia keturunannya turut berdosa. Untuk itulah Yesus turun guna menebus dosa manusia.



Dalam Exodus 20:5 dijelaskan Allah membalas kesalahan Bapa hingga kepada keturunannya:



“Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku” [Exodus 20:5]



Dalam Islam, setiap orang hanya memikul dosa masing-masing:



“Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain…” [Al An’aam:164]





Fitnah atas Nabi Luth (Lot)



Dalam Alkitab, Genesis 19:30-38 diceritakan bahwa Nabi Luth (Lot) berzinah dengan kedua anak kandungnya (Incest) sehingga punya anak dari mereka:



GEN 19:30 Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya.

31 Kata kakaknya kepada adiknya: “Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi.32 Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.”

33 Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.

34 Keesokan harinya berkatalah kakaknya kepada adiknya: “Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur; masuklah engkau untuk tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.”

35 Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.

36 Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. 37 Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang. 38 Yang lebih mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon yang sekarang.” [Genesis 19:30-38]



Dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Luth adalah benar-benar seorang Rasul yang bersih dari perbuatan dosa seperti meminum anggur atau pun berzinah dengan putrinya sendiri:



Sesungguhnya Luth benar-benar salah seorang rasul.” [Ash Shaaffaat:133]



Di Al Qur’an dijelaskan Allah melebihkan derajad Nabi Luth di atas ummat manusia. Jadi kalau manusia biasa mayoritas tidak berzinah dengan anak kandungnya, apalagi seorang Nabi seperti Nabi Luth:

“dan Ismail, Alyasa’, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya)” [Al An’aam:86]



Fitnah atas Daud



Dalam Alkitab 2 Samuel 11:2-17 diceritakan bahwa Daud (yang di Matius 1:1 disebut Bapak Moyang Yesus) berzinah dengan istri Uria, Batsyeba. Setelah itu Daud memerintahkan Yoab agar menempatkan Uria di baris depan pertempuran kemudian mundur meninggalkan Uria agar terbunuh oleh musuh:



2SAM 11:2 Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya.

3 Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: “Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.”

4 Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya.” [2 Samuel 11:2-4]



Di Alkitab 2 Samuel 13:11-14 juga diceritakan bahwa anak Daud, Amnon memperkosa adik kandungnya sendiri Tamar:



2SAM 13:11 Ketika gadis itu menghidangkannya kepadanya supaya ia makan, dipegangnyalah gadis itu dan berkata kepadanya: “Marilah tidur dengan aku, adikku.”

12 Tetapi gadis itu berkata kepadanya: “Tidak kakakku, jangan perkosa aku, sebab orang tidak berlaku seperti itu di Israel. Janganlah berbuat noda seperti itu.

13 Dan aku, ke manakah kubawa kecemaranku? Dan engkau ini, engkau akan dianggap sebagai orang yang bebal di Israel. Oleh sebab itu, berbicaralah dengan raja, sebab ia tidak akan menolak memberikan aku kepadamu.”

14 Tetapi Amnon tidak mau mendengarkan perkataannya, dan sebab ia lebih kuat dari padanya, diperkosanyalah dia, lalu tidur dengan dia.” [2 Samuel 13:11-14]



Dalam Al Qur’an fitnah atas Nabi Daud itu dibantah:



“Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.” [Al Maa’idah:78]



Pelarangan Zina



Dalam menceritakan kisah perzinahan atau pelarangan zina, Alkitab menjelaskannya secara rinci:



EZEK 23:1 Datanglah firman TUHAN kepadaku:

2 “Hai anak manusia, ada dua orang perempuan, anak dari satu ibu.

3 Mereka bersundal di Mesir, mereka bersundal pada masa mudanya; di sana susunya dijamah-jamah dan dada keperawanannya dipegang-pegang.

4 Nama yang tertua ialah Ohola dan nama adiknya ialah Oholiba. Mereka Aku punya dan mereka melahirkan anak-anak lelaki dan perempuan. Mengenai nama-nama mereka, Ohola ialah Samaria dan Oholiba ialah Yerusalem.

5 Dan Ohola berzinah, sedang ia Aku punya. Ia sangat berahi kepada kekasih-kekasihnya, kepada orang Asyur, pahlawan-pahlawan perang, 6 berpakaian kain ungu tua, bupati-bupati dan penguasa-penguasa, semuanya pemuda yang ganteng, pasukan kuda.

7 Ia melakukan persundalannya dengan mereka, semuanya orang Asyur pilihan; ia menajiskan dirinya dengan semua orang, kepada siapa ia berahi dan dengan berhala-berhalanya.

8 Ia tidak meninggalkan persundalannya yang dilakukannya sejak dari Mesir, sebab pada masa mudanya orang sudah menidurinya, dan mereka memegang-megang dada keperawanannya dan mencurahkan persundalan mereka kepadanya.

9 Oleh sebab itu Aku menyerahkan dia ke dalam tangan kekasih-kekasihnya, dalam tangan orang Asyur, kepada siapa ia berahi.

10 Mereka menyingkapkan auratnya, anak-anaknya lelaki dan perempuan ditangkap dan ia sendiri dibunuh dengan pedang. Dengan demikian namanya dipercakapkan di antara kaum perempuan sebab hukuman telah dijatuhkan atasnya.

11 Walaupun hal itu dilihat oleh adiknya, Oholiba, ia lebih berahi lagi dan persundalannya melebihi lagi dari kakaknya. 12 Ia berahi kepada orang Asyur, kepada bupati-bupati dan penguasa-penguasan kepada pahlawan-pahlawan perang yang pakaiannya sangat sempurna, kepada pasukan kuda, semuanya pemuda yang ganteng.

13 Aku melihat bahwa ia menajiskan diri; kelakuan mereka berdua adalah sama.

14 Bahkan, ia menambah persundalannya lagi: ia melihat laki-laki yang terukir pada dinding, gambar orang-orang Kasdim, diukir dalam warna linggam, 15 pinggangnya diikat dengan ikat pinggang, kepalanya memakai serban yang berjuntai, semuanya kelihatan seperti perwira, yang menyerupai orang Babel dari Kasdim, tanah kelahiran mereka.

16 Segera sesudah kelihatan oleh matanya ia berahi kepada mereka dan mengirim suruhan kepada mereka ke tanah Kasdim.

17 Maka orang Babel datang kepadanya menikmati tempat tidur percintaan dan menajiskan dia dengan persundalan mereka; sesudah ia menjadi najis oleh mereka, ia meronta dari mereka.

18 Oleh karena ia melakukan persundalannya dengan terang-terangan dan memperlihatkan sendiri auratnya, maka Aku menjauhkan diri karena jijik dari padanya, seperti Aku menjauhkan diri dari adiknya.

19 Ia melakukan lebih banyak lagi persundalannya sambil teringat kepada masa mudanya, waktu ia bersundal di tanah Mesir. 20 Ia berahi kepada kawan-kawannya bersundal, yang auratnya seperti aurat keledai dan zakarnya seperti zakar kuda.

21 Engkau menginginkan kemesuman masa mudamu, waktu orang Mesir memegang-megang dadamu dan menjamah-jamah susu kegadisanmu. [Ezekiel 23:1-21]



Dalam Kidung Agung (Song) gairah seks digambarkan sebagai berikut:

SONG 7:2 Pusarmu seperti cawan yang bulat, yang tak kekurangan anggur campur. Perutmu timbunan gandum, berpagar bunga-bunga bakung.

3 Seperti dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang. 4 Lehermu bagaikan menara gading, matamu bagaikan telaga di Hesybon, dekat pintu gerbang Batrabim; hidungmu seperti menara di gunung Libanon, yang menghadap ke kota Damsyik.

5 Kepalamu seperti bukit Karmel, rambut kepalamu merah lembayung; seorang raja tertawan dalam kepang-kepangnya. 6 Betapa cantik, betapa jelita engkau, hai tercinta di antara segala yang disenangi.

7 Sosok tubuhmu seumpama pohon korma dan buah dadamu gugusannya. 8 Kataku: “Aku ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan nafas hidungmu seperti buah apel.” [Kidung Agung 7:2-8]



Dalam Islam larangan zina dinyatakan secara singkat dengan tidak menimbulkan birahi bagi pembacanya sehingga mereka tidak berkeinginan untuk bersetubuh dengan istrinya, berzina dengan pacarnya, atau melakukan onani:



“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” [Al Israa’:32]



Bahkan izin bersetubuh di malam bulan puasa pun disampaikan dengan cara yang tidak vulgar:



“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.” [Al Baqarah:187]



Hukum Qishash



Dalam Perjanjian Lama, Exodus 21:11-22:19 dijelaskan tentang Hukum Qishash yaitu hukuman mati untuk pembunuh, mata ganti mata, gigi ganti gigi:



“Siapa yang memukul seseorang, sehingga mati, pastilah ia dihukum mati.” [Exodus 21:12]

EX 21:24 mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, 25 lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak.” [Exodus 21:24-25]



Namun pada Perjanjian Baru hukum itu dihapuskan dan orang Kristen tidak mengikuti aturan itu lagi.



Dalam Al Qur’an hukum Qishash kembali ditegakkan:



“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita…” [Al Baqarah:178]



Hukum Qishash diberlakukan agar orang berpikir panjang sebelum membunuh orang lain. Seandainya dia membunuh orang, maka dia dihukum mati sehingga tidak bisa membunuh lagi. Dengan cara itu dunia jadi lebih aman bagi orang-orang yang tidak berdosa (bukan pembunuh):



“Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” [Al Baqarah:179]



Ular atau Iblis yang Menipu Adam dan Hawa?

Dalam Alkitab Genesis 3:1-19 diceritakan bahwa Ular adalah binatang paling cerdik yang bisa bicara sehingga bisa menipu manusia: Adam dan Hawa:



GEN 3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?”

2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, 3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.”

4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, 5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”

6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.” [Genesis 3:1-6]



GEN 3:13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu: “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.”

14 Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.” [Genesis 3:13-14]



Dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa yang menggoda Adam dan Hawa adalah Setan/Iblis:



Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu] dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.”[Al Baqarah:36]



Jika dalam ajaran Kristen Adam dan Hawa tetap berdosa dan dosanya diturunkan kepada manusia sebagai Dosa Asal / Dosa Warisan (Original Sin), dalam Islam disebut setelah Adam dan Hawa minta ampun dan bertobat, Allah segera mengampuni mereka dan tidak ada dosa warisan yang diturunkan kepada anak cucu mereka:



“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” [Al Baqarah:37]



Ummat Yahudi menganggap mereka adalah bangsa pilihan. Ummat Kristen beranggapan tidak ada keselamatan bagi orang yang tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan sehingga mereka mengirimkan banyak misionaris/penginjil untuk “menggarami” / mengkristenkan penduduk dunia. Islam sendiri menyatakan hanya Islam agama yang diridhai Allah:



“Sesungguhnya agama yang diridhai disisi Allah hanyalah Islam.” [Ali ‘Imran:19]

“Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima agama itu, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” [Ali ‘Imran:85]



Itulah beberapa perbedaan antara agama Yahudi, Kristen, dan Islam. Meski masih banyak lagi perbedaannya, namun ummat Islam dianjurkan untuk berhubungan sosial dengan baik selama mereka tidak menyerang/memusuhi ummat Islam. Meski dalam agama tak ada paksaan dalam beragama, namun ummat Islam tidak boleh mencampur-adukkan masalah aqidah/agama. Untukmu agamamu dan untukku agamaku. Demikian ajaran agama kita.



Rujukan:

Al Qur’an

Alkitab

MS Encarta

Wikipedia

“The Choice”, Ahmed Deedat