Minggu, 20 Maret 2011

Internet dan Dunia Pendidikan

Jika saja kita di dunia pendidikan diijinkan untuk membangun infrastruktur Internet-nya sendiri. Jika saja alokasi dana tidak di korup, tidak di alokasikan untuk hal yang tidak-tidak. Jika saja para pejabat, pemimpin, rektor, kepala sekolah, ketua yayasan, mengerti arti keberadaan infrastruktur Internet. Pada dasarnya biaya yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur Internet di dunia pendidikan adalah sekitar Rp. 5000 / siswa / bulan.

Bahkan untuk perguruan tinggi, biaya tersebut dapat di tekan menjadi amat sangat murah dengan akses kecepatan tinggi 11Mbps. Investasi peralatan komputer, jaringan lokal, server umumnya dapat kembali dalam waktu 1-2 tahun saja. Jadi seluruh proses adalah swadaya masyarakat kampus, tidak perlu tergantung pada dana utangan dari ADB, IMF, Bank Dunia. Detail bisnis plan untuk investasi dan pengembalian modal infrastruktur Internet bagi dunia pendidikan dalam diperoleh secara gratis di,
atau langsung kepada penulis di onno@indo.net.id.
Walaupun secara finansial & teknologi sangat memungkinkan, ada dua (2) hal yang sangat menghambat perkembangan keberadaan Infrastruktur Internet untuk dunia pendidikan, yaitu:
  • Pimpinan yang lambat berfikir, dan lambat bereaksi terhadap perkembangan. Biasanya pimpinan tipe ini, takut atau tidak mau bergerak sebelum ada perintah dari DIKNAS.
  • Keberadaan teknisi, ahli yang mengerti menginstalasi, mengoperasikan dan memelihara infrastruktur Internet.
Khusus untuk point yang ke dua, sebetulnya kalau saja mau membaca-baca (Iqra) berbagai buku komputer yang ada di Gramedia sebetulnya tidak terlalu sukar untuk memperoleh keahlian yang dibutuhkan. Alternatif lain, jika telah terkait ke Internet, pengembangan keilmuan dapat dilakukan dengan cara aktif berpartisipasi dalam banyak mailing list yang membahas masalah Internet & keilmuan.
Kolom Onno Purbo
http://belajar.internetsehat.org/2010/12/17/internet-di-dunia-pendidikan/

0 komentar:

Posting Komentar